Jumat, 06 Desember 2019

upaya pencegahan hazard psikososial


MAKALAH
UPAYA PENCEGAHAN HAZARD PSIKOSOSIAL
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxwla-t8wIbvRB2iRjmlNTrLNAenw7hTa7KCWyLU5vchtfY5uzN6ybjwzVlthWt0MBZlUHy4n6IXS289wrevXYi6-neXID3-J6SjQn22bfkFJp44g7578TIWksvFpTNa_P4d9abVAjkDk/s1600/unduhan.jpg








Disusun oleh
Kelompok 1 :

Abdur Rohman                                         (18142010002)
Farahdina Ihsanti                                      (18142010010)
Jannatul Mawa                                        (18142010013)
Minawati Ningsih                                      (18142010020)
Moh. Rachman Maulana                          (18142010021)
R. Muchlas Ahmad Abraham                  (18142010027)
Rifka Putri M                                            (18142010028)
Ummi Syafira                                            (18142010032)
Edy Sulistiono                                           (18142010035)
Hani Faturrohmah                                    (18142010037)




PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN
STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
TAHUN AJARAN 2019/2020


Kata Pengantar
           
Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia-Nya kami dapat meyelesaikan makalah ini yang berjudul “UPAYA PENCEGAHAN HAZARD PSIKOSOSIAL”, walau masih banyak kekurangan, kritik dan saran sangat kami harapkan agar dapat lebih baik lagi dikemudian hari.

Pada kesempatan ini juga, kami mengucapkan terimakasih kepada :
1.      Dr. Mustofa Haris, S.Kp., M. Kes. Selaku Ketua Yayasan Ngudia Husada Madura.
2.      Dr. M. Hasinuddin, S. Kep., Ns., M. Kep. Selaku Ketua STIKes Ngudia Husada Madura.
3.      Rahmad Septian Reza, S.Kep., Ns., M.Kep.  Selaku dosen pembimbing.
4.      Orang tua, keluarga serta teman-teman yang  telah ikut membantu dan mendukung serta saran yang juga turut membantu kami dalam menyusun makalah ini.

Akhir kata kami mengucapkan terimakasih, semoga hasil makalah kami ini bermanfaat, kami mohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.


 

                                                                                                      Bangkalan, November 2019

                                                                                                     
                                                                
                                           









DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................i
DAFTAR ISI .....
................................................................................................................. . ii
BAB  1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................  2
1.3 Tujuan ............................................................................................................  2
1.4 Manfaat ..........................................................................................................  2

BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Definisi Hazard ..................................................... .......................................  3
2.2 Bahaya Psikososial ........................................................................................ 3
2.3 Kategori Hazard Psikososial ......................................................................... 4
2.4 Pengenalan Potensi Bahaya di Tempat Kerja ...............................................   5
2.5 Potensi Bahaya Psiko-Sosial .........................................................................  6
                 2.6 Upaya Pencegahan Hazard ............................................................................ 7
                 2.7 ROLE PLAY ................................................................................................. 7

BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 10
3.2 Saran ............. ............................................................................................... 11

DAFTA
R PUSTAKA




  u

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1
. Latar Belakang
            Keselamatan pasien adalah bebas dari cideran fisik dan psikologis yang menjamin keselamatan pasien, melalui penetapan system operasional, meminilisasi terjadinya kesalahan, mengurangi rasa tidak aman pasien dalam sistem perawatan kesehatan dan meningkatkan pelayanan yang optimal (canadian nursing association, 2004). International  council nurse (2002) mengatakan bahwa keselamtan pasien merupakan hal mendasar dalam mutu pelayanan keperawatan. Peningkatan keselamatan pasien meliputi tindakan nyata dalam rekrukmen, pelatihan dan retensi tenaga profesional, pengembangan kinerja, menejemen resiko dan lingkungan yang aman,  pengendalian infeksi, penggunaan obat-obatan yang aman, peralatan dan lingkungan perawatan yang aman serta akumulasi pengetahuan ilmiah yang terintegrasi serta berfokus pada kesekamatan pasien yang di sertai dengan dukungan infrastruktur terhadap pengembangan yang ada.
Menurut international of medicine keselamatan pasien yang di definisikan sebagai freedom from accidential injury di sebabkan karena erorr yang meliputi kegagalan suatu perencanaan atau memakai rencana yang salah dalam mencapai tujuan.
 Penulis berpendapat keselamatan pasien merupakan suatu sistem yang aman yang di lakukan oleh setiap tenaga kesehatan yang di mulai dari asessment, identifikasi sampai dengan analisis kejadian yang bertujuan untuk menngkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Tujuan keselamatan pasien di rumah sakit menurut meliputi terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit,meningkatnya akuntalitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat,menurunnya kejadian tidak di harapkan (KTD) di rumah sakit,dan terlaksananya program-program pencengahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapakan.
Menurut institusi of medicine (IOM) (2008) tujuan keselamatan pasien ini diantaranya pasien aman (terhindardari cedera),pelanayanan menjadi lebih efektif dengan adanya bukti yang kuat terhadap terapi yang perlu atau tidak perlu diberikan ke pasien,berfokus pada nilai dan kebutuhan pasien,pengurangan waktu tunggu pasien dalam menerima pelayanan dan efisien dalam penggunaan sumber-sumber yang ada.
Penulis berpendapat tujuan keselamatan pasien antara lain terciptanya budaya keselamatan pasien,menurunnya kejadian yang tidak aman bagi pasien (menurunnya KTD,KNC,kejadian sentinel).memberikan kepuasan bagi pasien maupun pihak internal rumah sakit sendiri,dan mutu pelayanan kesehatan menjadi lebih baik.tujuan keselamatan pasien sebagai arah dalam mencapai visi kedepan yaitu terciptanya penerapan keselamatan pasien.

1.2 RumusanMasalah
1. Apa Definsisi Hazard ?
2. Apa yang Dimaksud Bahaya Psikososial ?
3. Apa Saja Kategori Hazard Psikososial ?
4. Jelaskan Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja ?
5. Bagaimana Potensi bahaya Psiko-sosial ?
6. Bagaimana Upaya Pencegahan Hazard


1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definsisi Hazard   
2. Untuk Mengetahui Bahaya Psikososial   
3. Untuk Mengetahui Kategori Hazard Psikososial   
4. Untuk Mengetahui Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja
5. Untuk Mengetahui Potensi bahaya Psiko-sosial
6. Untuk mengetahui Upaya Pencegahan Hazard

1.4 Manfaat 
Membuat kita mengetahui dan menambah wawasan baru dalam mengetahui Definsi Hazard, Bahaya Psikososial, Kategori Hazard Psikososial, Pengenalan Potensi Bahaya di Tempat Kerja, dan Potensi Bahaya Psiko-sosial. Sehingga, mahasiswa mampu memahami dan membuat resume setelah proses pembelajaran kelengkapan materi dan mahasiswa mampu memahami dan membuat resume setelah ketepatan jawaban dalam resume.











BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Hazard   
     Suardi R. (2005) menyatakan bahwa hazards adalah sesuatu yang berpotensi menjadi penyebab kerusakan. Ini dapat mencakup substansi, proses kerja, dan atau aspek lainnya dari lingkungan kerja.
Menurut A.M. Sugeng Budiono, dalam artikelnya “hazards” yang sering disebut potensi bahaya merupakan sumber resiko yang potensial mengakibatkan kerugian baik material, lingkungan maupun manusia.
Safety Engineer Career Engineer Career Workshop (2003) mendefinisikan Hazard sebagai kondisi fisik yang berpotensi menyebabkan kerugian / kecelakaan bagi manusia atau lingkungan. Ketika hazard timbul, maka peluang terjadinya efek-efek yang buruk tersebut akan muncul.

2.2 Bahaya Psikososial      
Banyak peneliti yang mengobservasi bahwa kondisi kerja tidak hanya menimbulkan penyakit akibat kerja tetapi juga memegang peranan penting dalam hal kesehatan pekerja. Aspek psikologi dari pekerjaan telah menjadi subjek penelitian sejak 1950 ( Jonhson, 1996; sauter at al., 1998 ). Awalnya psikologi hanya ditujukan pada hambatan pekerja untuk beradaptasi terhadap aturan kerja daripada terhadap potensi bahaya dari karakteristik lingkungan kerja yang mungkin dirasakan pekerja ( Gardell, 1982). Tetapi dengan penelitian tentang  lingkungan kerja psikososial dan psikologi kerja pada tahun 1960 ( Johnson & Hall, 1996 ) fokus pembahasan telah beralih dari perspektif individu ke arah pengaruh dari aspek lingkungan kerja terhadap kesehatan.
Bahaya psikososial kerja dapat didefinisikan sebagai aspek-aspek dari desain kerja, organisasi kerja dan manajemen kerja, serta segala aspek yang berhubungan dengan lingkungan sosial kerja yang berpotensi dapat menyebabkan gangguan pada psikologi dan fisik-fisiologi pekerja (Cox & Griffiths, 2002) dalam Research on Work-Related Stress 2002.
Bahaya psikososial dapat disimpulkan menjadi beberapa aspek berdasarkan kategori karakteristik kerja, organisasi dan lingkungan kerja dimana dapat menyebabkan bahaya ( hazardous ). Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik kerja dapat digunakan untuk menggambarkan bahaya kaitannya dengan hubungan kerja ( context to work ) atau isi dari pekerjaan ( content of work ). Kondisi yang tak pasti dari aspek kerja ini dapat menimbulkan stress dan berbahaya bagi kesehatan. Banyak dari berbagai kejadian penyakit berhubungan dengan psikologi kesehatan dan berisiko terkena penyakit jantung.
Bila seseorang sedang mempunyai masalah dalam keluarganya, kemudian ketika dia sedang bekerja, dia selalu memikirkan masalah tersebut dan tidak fokus, sehingga ada kemungkinan dia akan mendapatkan kecelakaan atau kejadian yang tidak diinginkan.
Bahaya Psiko-sosial, yaitu potensi bahaya  yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi  aspek-aspek psikologis ketenagakerjaan  yang kurang baik atau kurang mendapatkan  perhatian  seperti :
1. Penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai  dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi, temperamen atau pendidikannya.
Sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai
.
2. Kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh.
3. Hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja.
4. Pentingnya mempelajari Bahaya Psychosocial dan Stress Kerja adalah agar produktivitas kerja dapat tetap terjaga.

2.3 Kategori Hazard Psikososial 
Kategori kondisi yang menggambarkan bahaya Context to work fungsi dan budaya organisasi komunikasi yang buruk, rendahnya dukungan untuk pemecahan masalah dan pengembangan pribadi, kurangnya pemahaman terhadap tujuan organisasiPeran dalam organisasiAmbiguitas dan konflik peran, tanggung jawab terhadap orang lainPengembangan karir ketidakpastian dan stagnasi karir, underpromotion atau overpromotion, insentif yang buruk, rendahnya nilai sosial terhadap pekerjaan latitude keputusan/ pengendalian partisipasi yang rendah pada pembuatan keputusan, kurangnya pengendalian terhadap pekerjaan (pengendalian, khususnya pada bentuk partisipasi, termasuk juga konteks dan wider organizational issue). Hubungan interpersonal pada pekerjaan Isolasi sosial atau fisik, buruknya hubungan dengan atasan, konflik interpersonal, kurangnya dukungan sosial Home-work interface konflik demand of work and home, dukungan rendah dari rumah, masalah dualisme karir lingkungan kerja dan perlengkapan kerja masalah yang berkaitan dengan reliabilitas, ketersediaan, kesesuaian, serta pemeliharaan atau perbaikan terhadap peralatan dan fasilitas desain tugas kurangnya keragaman dari siklus singkat kerja, fragmented atau meaningless work, underuse of skills, tingginya ketidakpastianBeban kerja/ workpace beban kerja lebih atau kurang, kurangnya pengendalian terhadap over pacing, tingginya tingkat tekanan waktu jadwal kerja waktu gilir kerja, jadwal pekerjaan yang tidak fleksibel, waktu kerja yang tidak dapat diprediksi, waktu yang panjang atau unsocial.
Bahaya  psikososial ini secara langsung atau tidak akan berpengaruh terhadap konflik fisik dan karyawan sehari-hari, jika seorang karyawan tidak dapat mengatasi beban bahaya ini dengan baik maka karyawan tersebut  akan jatuh dalam kondisi bosan, jenuh, stress dan akan mengalami gangguan serta keluhan penyakit serta menurunkan  produktivitas kerja keryawan.
 Gejala stress :
1. Kepuasan kerja rendah.
2. Kinerja yang menurun.
3. Semangat dan energi menjadi hilang.
4. Komunikasi tidak lancer.
5. Pengambilan keputusan jelek.
6. Kreatifitas dan inovasi kurang.
7. Bergulat pada tugas-tugas yang tidak produktif.
8. Pengelolaan stress dapat dilakukan melalui.
9. pendekatan individu dann organisasi.

 Gangguan emosional yang timbul :
1.  Cemas
2.  Gelisah
3.  Gangguan kepribadian
4.  Penyimpangan seksual
5. Ketagihan alkohol dan psikotropika, Faktor risiko psikologis dalam kecelakaan adalah potensi pikiran, perasaan, dan perilaku yang mungkin terjadi sebagai akibat dari peristiwa stres.

2.4 Pengenalan Potensi Bahaya di Tempat Kerja
Merupakan dasar untuk mengetahui pengaruhnya terhadap tenaga kerja, serta dapat dipergunakan untuk mengadakan upaya-upaya pengendalian dalam rangka pencegahan penyakit akibat kerja yang mungkin terjadi. Secara umum, potensi bahaya lingkungan kerja dapat berasal atau bersumber dari berbagai faktor, antara lain :
1. Faktor teknis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau terdapat pada peralatan kerja yang digunakan atau dari pekerjaan itu sendiri
2. Faktor lingkungan, yaitu potensi bahaya yang berasal dari atau berada di dalam lingkungan, yang bisa bersumber dari proses produksi termasuk bahan baku, baik produk antara maupun hasil akhir
3. Faktor manusia, merupakan potensi bahaya yang cukup besar terutama apabila manusia yang melakukan pekerjaan tersebut tidak berada dalam kondisi kesehatan yang prima baik fisik maupun psikis.

2.5 Potensi Bahaya Psiko-sosial
Potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis ketenaga kerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti: penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai, kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja. Kesemuanya tersebut akan menyebabkan terjadinya stress akibat kerja.
Faktor psikososial utama yang berperan adalah stress, dimana stressor kerja dapat berupa hubungan antar pekerja maupun beban kerja (secara kuantitatif atau kualitatif).
Hasil studi di Jepang menunjukkan bahwa:
Kelelahan fisik akibat kerja sebesar 70 – 74%
Kelelahan mental akibat kerja sebesar 73 – 75% (lebih tinggi)
Penderita jantung koroner memiliki waktu kerja lebih dari 60 jam per minggu   tinggi)
Di Indonesia, stress akibat kerja juga dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, seperti jantung koroner, gangguan mental emosional, gangguan haid, gangguan tidur, abortus, dsb.
Seorang manusia pada hakikatnya akan selalu menerima rangsangan (baik fisik, kimia, biologis, maupun psikis) dan menimbulkan reaksi atas hal tersebut. Pengalaman ini akan direkam dalam memori, kemudian nantinya akan menentukan reaksi seseorang dalam menghadapi masalah serupa atau lainnya. Tentunya, pengalaman yang berbeda akan membuat orang bereaksi secara berbeda pula. Bentuk reaksi ini dapat timbul dalam 2 pilihan: distress atau stress.
      Stress merupakan suatu sindrom berupa respon non-spesifik dari organisme terhadap rangsangan dari luar dirinya. Sementara itu, stress kerja merupakan reaksi terhadap suatu stressor (pemicu/sumber stress) yang ada di tempat kerja, umumnya merupakan hasil akumulasi.
Yang dapat menjadi sumber stress di pekerjaan antara lain:
1. Lama waktu bekerja (sekian tahun), posisi (jabatan), tugas, kewajiban, tanggung jawab sebagai pengawas, dsb.
2. Faktor intrinsik dalam pekerjaan: kesesuaian lingkungan/orang dan kepuasan kerja, peralatan, pelatihan, shift kerja, kerja overload atau underload, bahaya fisik, harga diri terkait pekerjaan
3. Peranan dalam organisasi: ambiguitas peran, konflik peran, tanggung jawab orang-orang, batas-batas organisasional
Perkembangan karir: dipromosikan/tidak, kurangnya keamanan kerja, ambiguitas pekerjaan di masa yang akan datang, status congruency, kepuasan terhadap bayaran.
Hubungan / dukungan sosial: dengan kolega, supervisor, bawahan
Struktur dan iklim organisasional: politik, konsultasi/komunikasi, partisipasi dalam membuat keputusan, dsb.

2.6 Pengontrolan Bahaya Psikososial
Upaya pegendalian atau pencegahan bahaya resiko, terhadap stress kerja padakaryawan , kegelisahan, depresi , penghargaan diri yang kurang sampai meningkatnyagejala penyakit jantung.
1. Elimination adalah menghilangkan semua faktor risiko dari process kerja yangmenjadi sumber bahaya.
2. Substitution adalah Mengganti hal-hal yang mempunyai pengaruh berbahayaterhadap psikis dan fisik pekerja
3. Minimasi adalah Memperkecil kemungkina timbulnya bahaya
4. Engineering Control adalah pendekatan secara teknik misalnya : penilaiankinerja pekerja,
5. Administrative Control adalah pengawasan terhadap keputusan atau peraturan- peraturan yang telah disepakati bersama.
6. Supervisi atau bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pekerja sehinggafaktor resiko timbulnya bahaya dapat dikurangi
7. PPE atau APD : Sebagai pelindung antara pekerja dan hal-hal pencetus bahaya dengan pemahaman pekerja yang baik dan pendekatan diri terhadap

               
2.7 ROLEPLAY
Di sebuah kamar pasien Pav I no 3. Datanglah seorang perawat.
ORIENTASI
Suster : "Selamat pagi mas? Perkenalkan nama saya ners Gabby nur inayah, biasa       dipanggil ners Gabby, kalo boleh tau mas namanya siapa?suka di panggil apa?
Pasien : (Diam saja sambil melotot)
Suster : "Mas, perkenalkan nama saya ners Gabby, mas namanya siapa?
Pasien: "TARMIN"(dengan nada ketus)
Suster : "Och.. mas Tarmin, mas Tarmin hari ini kabarnya bagaimana?"
Pasien : (diam)
Suster : mas Tarrmin, suster nanya nih
Pasien : (Diam Suster "Kenapa mas Tarmin? Lagi tidak enak badan ta? Kok diam saja?
Pasien : (Diam)
Suster : "yaudah kalo mas Tarmin tidak mau berbicara sekarang. 10 menit lagi suster   kembali, suster harap mas Tarmin sudah mau bicara 10 menit kemudian

KERJA
Suster : (Loh muka kaget) mas Tamin kok kepalanya dibentur2in, jangan dong mas."
Pasien : (sambil membentak suster) "Biarin, Pereuma saya hidup, saya ini orang yang   gak berguna, orang bodoh"
Suster : (Berusaha menarik pasien dari tembok) "Siapa yang bilang mas Tarmin ini tidakberguna?"
Pasien: "Saya ini gak berguna!!"(sambil teriak)
Suster : "Di dunia ini tidak ada yang tidak berguna mas Tarmin, semua yangdi ciptakan oleh Tuhan pasti ada manfaatnya. Apalagi mas Tarmin masih mempunyai tubuh yang     lengkap"
Pasien : (tertunduk)
Suster : "Begini saja mari suster ajak mas Tarmin jala-jalan ke taman, bagaimana?
Pasien : "ngapain?"
Suster : biar pikiran mas Tarmin tenang tidak marah-marah lagi.
Pasien : (pasien mau menerima ajakan suster).
Di Taman
Suster : mas gimana uda bisa merasa tenang belum perasaannya sekarang
Pasien : (termenung)
Suster : mas kalau boleh suster tau sebenamya ada apa kok mas mengatakan bahwa mas itu tidak berguna?
Pasien : saya merasa malu dan tidak berguna sus sebab saya tidak lulus UAN. bodoh soalbegitu saja saya tidak lulus...
Suster : mas kegagalan itu bukan akhir segalanya tupi kegagalan itu adalah keberhasilan yatng tertunda.
Pasien : tapikan tetep aja gagal. (lalu mengepalkan tangan dan seolah ingin memukul tanah)
Suster : emang ya Mas Tamin! apa yang membuat Tamin kesal?
Pasien : saya kesal kalau ada yang tanya-tanya sama saya tentang ketidaklulusan saya   rasanya ingin saya pukul saja mereka
Suster : ooh, begitu. Mas Tamin ini kesal kalau ada yang menanyakan tentang ketidak   lulusan itu ya. sekarang coba dipikirkan, memukul seseorang yang tidak bersalah itu perilaku yang baik atau tidak
Pasien : tidak sus
Suster : yaa bagus. Itu perilaku yang tidak baik. Itu kan bisa melukai orang itu. Selain  itu tangan Mas Tamin kan bisa jadi sakit atau luka. Bagainmana menurut Tamin?
Pasien :  iya ya sus. Tidak ada gunanya juga memukul orang lain. Malah membuat tangan saya pegal pegal.
Suster : baiklah, kalau begitu.. mari suster ajarkan cara untuk mencegah Mas Tamin melakukan kekerasan, Kalau timbul rasa kesal pada diri Mas Tamin, sesegera mungkin tarik napas dalam. Instruksikan diri Mas Tamin untuk tenang. Ayo sckarang dicoba
Pasien mempraktekkan nafas dalam
TERMINASI
Suster ya bagus : Sekarang bagaimana perasaan Tamin?
Pasien : Kalau saya masih merasa kesal bagaimana, Sus?
Suster : Kalau Tamin masih kesal, cobalah untuk mengekspresikannya ke benda yang tidak bahaya. Memukul bantal misalnya. Ayo sekarang dicoba
Pasien : begini sus? lya sus, saya lega sekarang

Suster : naaah.. bagus. Begitu kan lebih baik. Apakah Tamin sudah mengerti?
Pasien : iya sus (menganggukkan kepala)
Suster : yakin Tamin bisa mengendalikan emosi dengan baik. Kalau begitu sesuai kontrak tadi bahwa kita mengobrol 10 menit saja. Sekarang sudah 10 menit, suster melanjutkan pekerjaan suster ya. Tamin bisa mencari kesibukan yang lain
Pasien : baik sus.
Suster : besok suster akan menemiui Tamin lagi untuk menanyakan 2 cara yang tadi sudah suster ajarkan sudah Tamin kerjakan atau belum. Tamin mau kita bertemu kapan dan di mana?
Pasien : pagi jam 9 sus. Di taman.
Suster : baik pagi jam 9, di taman ya. Sampai hertemu besok








BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keselamatan pasien adalah bebas dari cideran fisik dan psikologis yang menjamin keselamatan pasien, melalui penetapan system operasional, meminilisasi terjadinya kesalahan, mengurangi rasa tidak aman pasien dalam sistem perawatan kesehatan dan meningkatkan pelayanan yang optimal (canadian nursing association, 2004)
Suardi R. (2005) menyatakan bahwa hazards adalah sesuatu yang berpotensi menjadi penyebab kerusakan. Ini dapat mencakup substansi, proses kerja, dan atau aspek lainnya dari lingkungan kerja.
Bahaya psikososial kerja dapat didefinisikan sebagai aspek-aspek dari desain kerja, organisasi kerja dan manajemen kerja, serta segala aspek yang berhubungan dengan lingkungan sosial kerja yang berpotensi dapat menyebabkan gangguan pada psikologi dan fisik-fisiologi pekerja ( Cox & Griffiths, 2002 ) dalam Research on Work-Related Stress 2002.
Bahaya  psikososial ini secara langsung atau tidak akan berpengaruh terhadap konflik fisik dan karyawan sehari-hari, jika seorang karyawan tidak dapat mengatasi beban bahaya ini dengan baik maka karyawan tersebut  akan jatuh dalam kondisi bosan, jenuh, stress dan akan mengalami gangguan serta keluhan penyakit serta menurunkan  produktivitas kerja keryawan.
Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja merupakan dasar untuk mengetahui pengaruhnya terhadap tenaga kerja, serta dapat dipergunakan untuk mengadakan upaya-upaya pengendalian dalam rangka pencegahan penyakit akibat kerja yagmungkin terjadi.
Potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis ketenaga kerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti: penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai, kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja.




3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang dapat di pertanggung jawabkan.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk semua kalangan terutama bagi kami sendiri sebagai penulis dari makalah ini. Dan diharapkan dengan adanya makalah ini rekan mahasiswa Perawat lebih memahami tentang Upaya Mencegah Hazard Psikososial serta untuk lebih menambah wawasan mahasiswa sehingga bermanfaat di masa yang akan datang.
                         



























Daftar Pustaka

1.)    Hadi, Irwan. 2016. Manajemen Keselamtan Pasien ( Teori& Aplikasi ). Yogyakarta:Deepublish, http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/IV_FAKTOR_ERGONOMI_PSIKOLOGI.pdf
      Diakses 12 Desember 2013
      Di akses 12 Desember 2013


Tidak ada komentar:

Posting Komentar