Jumat, 06 Desember 2019

ASKEP LEININGER


IDENTIFIKASI MASALAH KEPERAWATAN MENURUT TEORI MEDELINE LEININGER (KASUS 2)
Hasil gambar untuk logo stikes ngudia husada madura
 





Dosen pembimbing :
Luluk Fauziyah J. S.Kep., Ns., M.Kep
Kelompok 2  
Abdur rochman                       18142010002
Bela rista andini                       18142010006
Farahdina ihsanti                     18142010010
Gamariya assegaf                     18142010011
Jannatul ma’wa                        18142010013
Moh. Fakhrus abdillah            18142010018
Nailil asma hani                        18142010023
Ummi syafira                            18142010032
Zahrina                         18142010034
Sa’adah                                     18142010040


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES NGUDIA HUSADA MADURATAHUN AJARAN 2018-2019


A.    TEORI SUNRISE MODEL (Medeline Leinenger)
Description: Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi25V-U08QuHxwPvrVIHtgbZz4yGdNHA8TFEbDyQQY0MpYefZHiKafPvr4qYdEV0Bfb1F83C3KjIFcR2wJhBtC6go3r8mzqpqp44lZOkaCV4T2qeO-PWZn_9mgmAh0x1Z0mUUxqRapFIwQ/s1600/trancultural.jpg
 















Teori Leininger dikembangkan dari antropologi dan keperawatan, namun diformulasikan menjadi keperawatan transkultural dengan perspektif asuhan pada manusia. Leinenger mengembangkan metode penelitian enthnonursing dan menegaskan pentingnya mempelajari seseorang dari pengetahuan dan pengalaman lokal mereka, kemudian menghadapkan mereka dengan perilaku dan kepercayaan yang ada di luar diri mereka (Alligood, 2006). Sunrise model dikembangkan untuk memberikan gambar konseptual yang holistik dan komprehensif dari faktor-faktor utama yang berperan penting dalam teori keragaman asuhan budaya & kebersamaan asuhan budaya (Parker, 2001). Dalam model sunrisenya menampilkan visualisasi hubungan antara berbagai konsep yang signifikan ide pelayanan dan keperawatan. Memberikan asuhan merupakan jantung dari keperawatan dan merupakan karakteristik dasar dari keperawatan. Terdapat 7 komponen yang ada pada "Sunrise Model" dan dapat menjadikan inspirasi dalam penelitian khususnya yang berkaitan dengan asuhan transkultural yaitu :
      a.    Faktor Teknologi (Tecnological Factors) 
Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Perawat perlu mengkaji lebih dalam tentang persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan, alasan mencari bantuan kesehatan, alasan klien memilih pengobatan alternatif dan persepsi klien tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat ini.
      b.    Faktor Agama Dan Falsafah Hidup (Religious And Philosophical
         
Factors)
Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yang
amat realistis bagi para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang
sangat kuat untuk menempatkan kebenaran di atas segalanya, bahkan di
atas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang harus dikaji oleh perawat
adalah : agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klien
terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yang
berdampak positif terhadap kesehatan.
      c.    Faktor Sosial Dan Keterikatan Keluarga (Kinship And Social Factors)
Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : nama
lengkap, nama panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin,
status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga, dan
hubungan klien dengan kepala keluarga.
      d.    Nilai-Nilai Budaya Dan Gaya Hidup (Cultural Value And Life Ways)           
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan
oleh penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma
budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbatas
pada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah :
posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang
digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi
sakit, persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaan
membersihkan diri.
      e.    Faktor Kebijakan Dan Peraturan Yang Berlaku (Political And Legal
              
Factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala
sesuatu yang mempengaruhi kegiatan
– kegiatanindividu dalam asuhan
keperawatan lintas budaya. Yang
sangat perluuntukdilakukanpengkajian
pada tahap ini adalah : peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan
jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, cara
pembayaran untuk klien yang dirawat.
f. Faktor Ekonomi (Economical Factors)
Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber
material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh.
Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat diantaranya : pekerjaan
klien, sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga,
biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor
atau patungan antar anggota keluarga.
      g.    Faktor Pendidikan (Educational Factors)
Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam
menempuh jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi
pendidikan klien maka keyakinan klien biasanya didukung oleh buktibukti
ilmiah yang rasional dan individu tersebut dapat belajar beradaptasi
terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal yang
perlu dikaji pada tahap ini adalah : tingkat pendidikan klien, jenis
pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri
tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali.
Empat prinsip atau ajaran utama dari teori keperawatan transkultural adalah sebagai berikut (Alligood, 2006):
1.      Ekspresi, arti, pola dan perilaku asuhan budaya bermacam-macam namun masih ada nilai-nilai yang bersifat umum dan universal.
2.      Pandangan dunia terdiri dari berbagai faktor struktur sosial seperti agama, ekonomi, nilai budaya, sejarah bangsa, konteks lingkungan, bahasa, asuhan umum dan professional yang mempunyai pengaruh sangat besar terhadap pola asuhan budaya untuk memprediksi kesehatan, kesejahteraan manusia, penyakit, penyembuhan dan cara orang dalam menghadapi kecacatan maupun kematian.
3.      Nilai generik dan nilai professional dalam konteks lingkungan yang berbeda akan berpengaruh besar terhadap pencapaian derajad kesehatan dan kesakitan
4.      Dari penjelasan ketiga prinsip diatas, maka diperlukan cara untuk memberikan asuhan yang sesuai dengan budaya, aman dan bermanfaat. Ada 3 model keputusan dan intervensi yang didasarkan pada budaya yaitu: (1) preservasi asuhan budaya atau mempertahankan, (2) akomodasi asuhan budaya atau negosiasi, dan (3) Restrukturisasi asuhan budaya atau merubah pola. Model keputusan dan intervensi yang didasarkan pada budaya dianggap sebagai kunci keberhasilan dari asuhan yang aman, bermanfaat dan sesuai dengan budaya.

B.     ANALISA KASUS
 Kasus 2
Klien Tn.D berusia 35 tahun, tinggal bersama istri dan kedua orang anaknya di Tegal Jawa Tengah. Pendidikan terakhir klien adalah SMA. Klien bekerja di Pabrik. Istri klien bernama Ny.E berusia 28 tahun, pendidikan terakhir SMP. Istri klien seorang buruh cuci. Setiap bulan penghasilan klien sekitar Rp800.000, dan penghasilan istri klien Rp15.000 per hari. Klien dan keluarganya beragama Islam. Setiap harinya klien selalu melaksanakan sholat berjemaah bersama keluarga kecilnya. Sehari – hari klien menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia. Sehari – hari klien tidak dapat lepas dari kebiasaannya untuk merokok. Baginya merokok merupakan suatu identitas bahwa dirinya seorang laki – laki sejati. Klien telah merokok selama 10 tahun.
Kebiasaan tersebut tidak dapat dihentikan oleh klien karena jika tidak merokok klien merasa mulutnya pahit. Bahkan klien lebih memilih menahan lapar daripada harus menahan untuk tidak merokok. Dan karena sibuk bekerja klien jarang untuk berolahraga. Dalam seminggu terakhir ini klien mengalami batuk dan sering kambuh ketika cuaca dingin. Merasakan sakit pada bagian dada, pundak, punggung, dan lengan disertai dengan penurunan berat badan. Klien dan istrinya menganggapnya bahwa itu adalah hal yang biasa dan efek dari kelelahan karena bekerja. Untuk memperbaiki kondisinya, klien mendapat wejangan dari mertuanya untuk banyak memberikan buah dan sayur seperti kembang kol, brokoli, kubis, kentang, jus apel, dan manggis. Karena menurut kepercayaan buah dan sayur yang berwarna hijau dapat menambah tenaga dan kesehatan, sedangkan buah dan sayur yang berwarna merah dipercaya menambah tenaga dan kesungguhan (yang dimaksud kesungguhan untuk sembuh).
Namun dalam pengolahan buah dan sayur tersebut istri klien memotongnya lebih dahulu baru kemudian dicuci dan saat merebusnya tidak di tutup. Karena dirasa kondisi klien tidak membaik maka istrinya membawa klien ke RS Cepat Sembuh untuk periksa. Oleh dokter yang memeriksa klien sudah dicurigai mengidap kanker paru, untuk memastikan hal tersebut, klien harus melakukan pemeriksaan MRI. Setelah hasilnya keluar, ternyata dugaan dokter tersebut benar. Klien menderita kanker paru – paru. Dan saat di diagnosa kanker paru stadiun IIB. Dimana kanker tersebut telah menyebar ke kelenjar getah bening, dinding dada, diafragma, lapisan yang mengelilingi jantung. Setelah dianamnesa oleh perawat ternyata klien mempunyai kebiasaan merokok dan jarang berolahraga. Akhirnya klien disarankan untuk melakukan kemoterapi.
Namun klien menolak untuk melakukan kemoterapi. Karena klien dan istrinya merupakan orang jawa asli sehingga mereka masih kental menganut tradisi dari budaya jawa. Klien percaya bahwa dengan melakukan pernafasan segitiga yang berasal dari nenek moyangnya akan dapat menyembuhkan segala macam penyakit termasuk kanker paru yang dideritanya. Dan menurut klien dengan pernafasan segitiga ini klien tidak perlu mengeluarkan banyak biaya.


PENGKAJIAN
Identitas Pasien
Nama pasien                : Tn. D
Usia                             : 35 Tahun
Agama                         : Islam
Jenis kelamin               : Laki-laki
Pekerjaan                     : Buruh Pabrik
Suku                            : Jawa
Bangsa                         : Indonesia

Penanggung Jawab
Nama pasien                : Ny. E
Usia                             : 28 Tahun
Agama                         : Islam
Jenis kelamin               : Perempuan
Pekerjaan                     : Buruh cuci
Suku                            : Jawa
Bangsa                        : Indonesia

1.      Faktor Teknologi
klien harus melakukan pemeriksaan MRI. Klien disarankan untuk melakukan kemoterapi.
2.      Faktor Agama Dan Falsafah Hidup
Klien dan keluarganya beragama Islam. Setiap harinya klien selalu melaksanakan sholat berjemaah bersama keluarga kecilnya.
3.      Faktor Sosial Dan Keterikatan Keluargaan
Klien Tn.D berusia 35 tahun, tinggal bersama istri dan kedua orang anaknya di Tegal Jawa Tengah. Pendidikan terakhir klien adalah SMA. Klien bekerja di Pabrik. Istri klien bernama Ny.E berusia 28 tahun, pendidikan terakhir SMP. Istri klien seorang buruh cuci.
4.      Faktor Nilai-Nilai Budaya Dan Gaya Hidup
Sehari – hari klien menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia. Sehari – harinya klien tidak dapat lepas dari kebiasaannya yaitu merokok. Baginya merokok merupakan suatu identitas bahwa dirinya seorang laki – laki sejati. Klien telah merokok selama 10 tahun. Kebiasaan tersebut tidak dapat dihentikan oleh klien karena jika tidak merokok klien merasa mulutnya pahit. Bahkan klien lebih memilih menahan lapar daripada harus menahan untuk tidak merokok.
wejangan dari mertua klien untuk banyak memberikan buah dan sayur seperti kembang kol, brokoli, kubis, kentang, jus apel, dan manggis. Karena menurut kepercayaan buah dan sayur yang berwarna hijau dapat menambah tenaga dan kesehatan, sedangkan buah dan sayur yang berwarna merah dipercaya menambah tenaga dan kesungguhan (yang dimaksud kesungguhan untuk sembuh). Klien dan istrinya merupakan orang jawa asli sehingga mereka masih kental menganut tradisi dari budaya jawa. Klien percaya bahwa dengan melakukan pernafasan segitiga yang berasal dari nenek moyangnya akan dapat menyembuhkan segala macam penyakit termasuk kanker paru
5.      Faktor Politik
Pasien tidak bekerja di bidang politik dan tidak cukup tau tentang politik.
a.       Kebijakan dan peraturan pelayanan kesehatan :
Klien mengalami batuk dan sering kambuh ketika cuaca dingin, merasa sakit pada bagian dada, pundak, dan punggung.
b.      Kebijakan yang di dapat di RS cepat sembuh.
Klien di sarankan melakukan pemeriksaan MRI dan untuk pengobatan
kemoterapi.
6.      Faktor Ekonomi
Klien bekerja di Pabrik.Istri klien seorang buruh cuci. Setiap bulan penghasilan klien sekitar Rp800.000, dan penghasilan istri klien Rp15.000 per hari.
7.      Faktor Pendidikan
Pendidikan terakhir klien SMA dan pendidikan terakhir istri klien SMP.


C.     ANALISA DATA
1.      DIAGNOSA KEPERAWATAN
No
Data
Analisis Data
Dx. Keperawatan BIO, Psiko, Sosial, Culture
Paraf
1
Ds: Tn.D menyatakan telah merokok selama 10 tahun.
Do: tampak sesak, batuk, dan terdapat penurunan berat badan

P:  Perilaku kesehatan cenderung berisiko
E:  kurang pemahaman
S: merokok
Perilaku kesehatan cenderung berisiko yang berhubungan dengan kurang pemahaman yang dibuktikan dengan merokok. (NANDA,145)


2
Ds:  Tn.D menyatakan akhir akhir ini jarang berolahraga
Do: Klien tampak lelah, lesu dan gelisah
P:  Perilaku Gaya hidup kurang gerak
E:  kurang pengetahuan tentang keuntungan olah raga bagi kesehatan
S: rata – rata aktivitas fisik harian kurang dari yang dianjurkan menurut gender dan usia.
Gaya hidup kurang gerak berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang keuntungan olah raga bagi kesehatan dibuktikan dengan rata – rata aktivitas fisik harian kurang dari yang dianjurkan menurut gender dan usia. (NANDA,140)



2.   INTERVENSI KEPERAWATAN
No
Tanggal
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan

paraf
1.
Rabu, 27 November 2019
Setelah di lakukan asuhan keperawatan kepada Tn.D selama 3x24 jam didapatkan  perilaku berhenti merokok (NOC, 2019 hal.533-533) dengan indikator :
1)      mengidentifikasi manfaat dari berhenti merokok, skala 3 ke 1 (162506)
2)      mengindentifikasi konsekuensi negatif dari penggunaan rokok, skala 3 ke 1 (162504)
3)      membangun strategi yang efektif untuk berhenti merokok, skala 3 ke 1 (162505)
4)      berhenti merokok, skala 3 ke 2 (162528)
5)      komitmen tanpa rokok skala 3 ke 2 (162529)
Bantuan Penghentian Merokok (NIC, 2019; hal.65)
1)      Berikan saran yang konsisten dan jelas untuk berhenti merokok (poin 4)
2)      Ajarkan pasien mengenai gejala fisik pemutusan nikotin      ( misalnya sakit kepala, pusing, mual, iritabilitas, insomnia) (poin 6)
3)      Sarankan untuk menghindari tembakau tanpa asap, mencelupkan, dan mengunyah karna ini dapat menyebabkan kecanduan atau masalah kesehatan termasuk kanker mulut, masalah gusi, kehilangan gigi, dan maslah jantung (poin 24)

2
Rabu, 27 November 2019
Setelah di lakukan asuhan keperawatan kepada Tn.D selama 1x24 jam didapatkan  penurunan ancaman kanker  (NOC, 2019 hal.533-533) dengan indikator :
1)      Tanda peringatan kanker (skala 3 ke 5) (183401)
2)      Manfaat olahraga teratur (skala 3 ke 5) (183408)

Manajemen lingkungan keselamatan kerja (NIC,2019; hal.192)
1)      Identifikasi bahaya dan stresor di lingkungan kerja (misalnya. Bahaya fisik,biologi,kimiawi,argonomik) (poin 3)
2)      Inisiasi program peningkatan kesehatan tempat kerja berdasarkan hasil pengkajian,resiko pekerjaan (misalnya. Berhenti merokok,menejemen stress,imunisasi) (poin 14)
Menejemen perilaku (Nic, 2019 hal.200)
1)       Tingkatkan aktifitas fisik, dengan cara yang tepat (poin 10)



3.      IMPLEMENTASI
No.
Tanggal /Jam
Implementasi
Paraf
1.

Bantuan Penghentian Merokok (NIC, 2019; hal.65)
1)        Memberikan saran yang konsisten dan jelas untuk berhenti merokok (poin 4)
2)      Mengajarkan pasien mengenai gejala fisik pemutusan nikotin ( misalnya sakit kepala, pusing, mual, iritabilitas, insomnia) (poin 6)
3)      enyarankan untuk menghindari tembakau tanpa asap, mencelupkan, dan mengunyah karna ini dapat menyebabkan kecanduan atau masalah kesehatan termasuk kanker mulut, masalah gusi, kehilangan gigi, dan maslah jantung (poin 24)

2.

Manajemen lingkungan keselamatan kerja (NIC,2019; hal.192)
1)           Mengidentifikasi bahaya dan stresor di lingkungan kerja (misalnya. Bahaya fisik,biologi,kimiawi,argonomik) (poin 3)
2)          Menginisiasi program peningkatan kesehatan tempat kerja berdasarkan hasil pengkajian,resiko pekerjaan (misalnya. Berhenti merokok,menejemen stress,imunisasi) (poin 14)
3)          Menejemen perilaku (Nic, 2019 hal.200)
Meningkatkan aktifitas fisik, dengan cara yang tepat (poin 10)

4.      EVALUASI
Tanggal/Jam
No. Diagnosa
Evaluasi
Paraf
Senin, 02-12-2019 / jam 13.50 WIB





(00188)

















(00168)
S : kien mengatakan bahwa klien telah mengurangi jumlah rokok
O : klien tampak gelisah
A : tujuan belum tercapai
P : intervensi dilamjutkan
1)  Memberikan saran yang konsisten dan jelas untuk berhenti merokok (poin 4)
2)       Mengajarkan pasien mengenai gejala fisik pemutusan nikotin ( misalnya sakit kepala, pusing, mual, iritabilitas, insomnia) (poin 6)
3)       Menyarankan untuk menghindari tembakau tanpa asap, mencelupkan, dan mengunyah karna ini dapat menyebabkan kecanduan atau masalah kesehatan termasuk kanker mulut, masalah gusi, kehilangan gigi, dan maslah jantung (poin 24)
S : klien mengatakan telah berolahraga sesuai yang telah dianjurkan
O : klien tampah kelelahan
A : tujuan belum tercapai
P : intervensi dilanjutkan
1)                               Mengidentifikasi bahaya dan stresor di lingkungan kerja (misalnya. Bahaya fisik,biologi,kimiawi,argonomik) (poin 3)
2)      Menginisiasi program peningkatan kesehatan tempat kerja berdasarkan hasil pengkajian,resiko pekerjaan (misalnya. Berhenti merokok,menejemen stress,imunisasi) (poin 14)
Menejemen perilaku (Nic, 2019 hal.200)
Meningkatkan aktifitas fisik, dengan cara yang tepat (poin 10)






  1. KESIMPULAN
Menurut kelompok kami intervensi yang di lakukan dalam asuhan keperawatan ini pendapat dari kedua belah pihak yaitu perawat atau dokter dan keluarga pasien tidak sependapat, akan tetapi pendapat dari ibu mertuanya pasien tidak salah karena di anjurkan untuk mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan dan itu semua masih dalam kondisi yang baik dan juga dari keluarga pasien minimnya pengetahuan. Maka dengan ini kami memberikan penkes kepada klien dan keluarga klien untuk menambah informasi atau pengetahuan bagi klien dan keluarga untuk menghindari kurang pemahaman kesehatan khususnya dalam bidang penyakit CA paru.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar